Sangat jauh di seberang sana di dataran Samata, terlahirlah sebuah kisah dari seorang bujangan yang sebagian hidupnya dalam kesendirian. Ia bisa dikatakan trauma dalam percintaan akan tetapi kata cinta masih selalu melekat dalam hati dan ucapannya sehingga setiap timbul sebuah perasaan cinta dalam hatinya lebih baik jika ia pendam sendiri, begitu pula dengan cinta yang diberi untuknya, ia tidak akan dengan mudah menerimanya hanya dengan sebuah alasan yang menjadi sebuah prinsip baginya, katanya karena takut untuk menyakit. "Aku sulit untuk menerima cinta lagi, aku tak ingin menyakiti banyak orang yang menitipkan cinta padaku, karena aku telah menyakiti seseorang yang sangat aku cintai sehingga cintanya hilang dariku" ungkapnya.
Konon kisahnya beberapa tahun yang lalu ia telah putus hubungan dengan kekasih yang sangat di cintainya dan meninggalkan luka yang mendalam terhadap kekasihnya tersebut. Lalu dikemudian hari semua itu menjadi sesal baginya. "Entah sesal ini akan berakhir sampai kapan, tapi sesal tanpa batas waktu pun pantas aku dapatkan karena aku telah menyakitinya...!" Ujarnya. Seperti kata pepata "sesal datangnya dari belakang", dan jika diantara kita ada yang terlanjur dalam sesal itu wajar, akan tetapi sesal itu lebih bermanfaat jika di jadikan sebuah pembelajaran.
Selama sesal itu dirasakannya, ia meyakinkan hatinya tetap setia pada cintanya untuk sang mantangnya itu walau pun kini ia tidak lagi mendapatkan balasan cinta, akan tetapi ia selalu merasa bersama dengan cinta yang pernah di berikannya dulu sebelum putus dari kekasih yang sangat di cintainya. Itu juga yang menjadi kenapa iya tidak mudah lagi untuk menerima cinta dari hati yang lain.
Hingga waktu berlalu sembari dengan sesalnya itu kemudian tibalah pada suatu malam, dimana malam itu merupakan detik-detik kecukupan usianya dalam hitungan sekian tahun. Tentunya berbeda dengan sebelumnya, jika sebelumnya malam istimewa baginya itu dilaluinya bersama kekasihnya. Kini tidak lagi, Ia hanya menjalaninya dengan seorang diri dan dalam kesendiriannya itu membuatnya sangat bersedih serta selalu teringat saat saat bersama kekasihnya dahulu. Sehingga dengan kesedihannya ia mencoba keluar di sebuah pantai di malam itu, suasana malam hampir seperti dipagi hari karena terangnya cahaya bulan tanpa terhalangi dengan awan begitu pula dengan langit yang biru serta bintang-bintang terpandang langsung oleh mata.
Masih dalam bayangan kenangan yang pernah di tinggalkan sang mantang dengan berbaur rasa sedih, ia sambil menatap Bulan, Bintang, dan Langit yang memang sungguh indah pada malam itu. Lama kelamaan ia memandangnya, tanpa ia sadari dengan dua keindahan antara kenangan dan tatapan pada cahaya bulan, kilauan bintang, serta kecerahan lagit. Kemudian kedua keindahan itu serasa menjadi satu dalam pesonanya dan ia akan terus memandangnya hingga malam itu usai. Seperti itulah ia melalui malam menjelang hari ulang tahunnya.
Kemudian di ulang tahun berikutnya selama tanpa kekasihnya pun ia masih melakukan hal yang sama yaitu memandangi bulan, bintang, dan langit hingga ulang tahunnya yang ke-3 sejak pisah dari sang kekasih. Memang ia lebih memilih untuk menatap Bulan Bintang dan Langit di banding pesta Kue TAR.
Dan hari malam ini tepat menjelang hari ulang tahunnya yang ke-4 tanpa kekasih di usia memasuki 21 tahun dari tahun 1991 - 01 November 1991, Oleha keran itu saya akan ucapkan Selamat Ulang Tahun Untuknya. Selamat Ulang Tahun ya Am ran (ia adalah Am ran), semoga tambah dewasa dan tetap pada setianya.
mampir untuk membantu meramaikan blog ini ^_^
ReplyDelete#Salam sukses dari Yousake NKRI
smoga akal smakin cekatan dan terampil dalam berbuat kebajikan. met milad kawan.
ReplyDeletekeren gan,, salam kenal sukses selalu gan:)
ReplyDeletesalam kenal ya gan .
ReplyDeleteSalam Sukses SHARE4RT